Puisi Rindu Cinta
Akan ke manakah angin melayang
Tatkala turun senja nan muram
Pada siapa lagu kuangankan
Kelam dalam kabut rindu tertahan
Datanglah engkau berbaring di sisiku
Turun dan berbisik tepat di sampingku
Belenggulah seluruh tubuh dan sukmaku
Kuingin menjerit dalam pelukanmu
Akan kemanakah berarak awan
Bagi siapa mata kupejamkan
Pecah bulan dalam ombak lautan
Dahan-dahan di hati berguguran
---------------------------------------------------------------------------
Jika bintang-bintang sudah tidak dapat lagi menemani
Biarlah ku nikmati kesunyian ini
Jika puisi indah sudah tak dapat lagi mewakili perasaan ini
Biarlah ku nikmati kehampaan ini
Mungkin air mata yang tulus
Akan lebih bermakna daripada tawa penuh dusta
Semoga kerinduan ini kan segera berakhir
Seiring ku dapatkan kerinduan baru yang lebih bermakna
Dan dapat membuat ku bahagia
---------------------------------------------------------------------------
Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di pipiku
Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa masih ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan terganti
Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal
Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu
Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
Kukira aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu
Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah
Hanya setumpuk perkiraanku saja yang salah
---------------------------------------------------------------------------
Adakah engkau disana sepertiku
Memasuki dunia hayalanku yang mencaci
Aku berhayal berduaan dengan mu
Dimana aku dapat tertawa bersamamu, menggenggam tanganmu
Wahai cintaku disana
Mengapa kau tak mengenaliku
Kau tak tahu apa yang ada di hatiku
Kau tak tahu jika aku memandingi wajah indahmu
Adakah engkau disana sepertiku
Yang tidak sadarkan diri akan cinta yang bersemi
Yang tak mampu mengucapkan kedalaman kerinduan
Saat berhadapan dengan mu
Aku yang terkurung di ruang cinta dan kerinduan ku
Tak dapat berucap padamu, bahkan walau telah menyentuhmu
Setiap menatap matamu terasa menusuk ke jantung hati ku
Engkau cintaku, cinta terpendamku
Engkau rinduku, rindu tak bertuanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar